Jumat, Juli 10, 2009

Rano Karno “Si Doel” Belajar Ketahanan Pangan di Purbalingga

Mantan bintang film dan sinetron Rano ‘Si Doel’ Karno mulai intens mengembangkan pertanian di wilayahnya, Kabupaten Tanggerang. Untuk menimba ilmu soal pertanian dan ketahanan pangan, Rano Karno yang kini menjabat wakil bupati Tanggerang, mengunjungi Kabupaten Purbalingga, Kamis (4/6).

Kunjungan Rano Karno yang didampingi beberapa pejabat di jajaran Pemkab Tanggerang diterima langsung oleh Bupati Drs H Triyono Budi Sasongko, M.Si di Operation Room Graha Adiguna. Setelah mendapat penjelasan tentang kebijakan umum Pemkab Purbalingga, dan soal ketahanan pangan, Rano Karno beserta rombongan mengunjungi Lumbung Pangan Masyarakat Desa (LPMD) Desa Toyareja, Kecamatan Purbalingga, dan kemudian berkunjung ke Pusat Pengolahan Hasil Pertanian Utama (Puspahastama) yang berada di Desa Kedungjati, Kecamatan Bukateja.

Rano Karno kepada Purbalingganewsroom disela-sela kunjungan mengungkapkan, dipilihnya Kabupaten Purbalingga karena secara sistematis dinilai terlah berhasil dalam mengembangakan ketahanan pangan. Hal ini terbukti dengan beberapa program yang diterapkannya seperti Padat Karya Pangan, Peningkatan Produksi Padi, dan pengelolaan Puspahastama yang identik dengan Dolog mini guna mengangkat harga beras petani.

“Kami memilih Kabupaten Purbalingga untuk studi banding karena, Purbalingga mampu membangun sistem ketahanan pangan dan kebijakan pertanian yang baik. Dari sisi kultur memang berbeda, namun dengan jumlah penduduk Tanggerang yang berprofesi sebagai petani sekitar 1 juta orang, maka kami yakin kultur masyarakat kami dapat diubah. Yang penting sistemnya dulu kita terapkan. Kultur otomatis akan mengikutinya,” kata Rano Karno.

Rano mengemukakan, Kabupaten Tanggerang sejak bulan Januari 2009 dipecah menjadi Kota Tanggerang dan Kabupaten Tanggerang. Di wilayah Kabupaten Tanggerang dengan jumlah penduduk 4 juta jiwa, seperempatnya merupakan petani. Di wilayah Kabupaten Tanggeran luas sawahnya mencapai 70 ribu hektar atau 70 persen dari luas wilayah Kabupaten. ”Dengan potensi pertanian yang masih terbuka luas inilah, saya sejak menjabat wakil bupati intens untuk mengembangkan pertanian,” kata Rano Karno.

Rano juga mengungkapkan, sejak empat tahun lalu Pemkab tanggerang telah membangun rice mill. Jenis mesin yang dimiliki juga sama dengan di Puspahastama. Namun bangunan rice mill ini tidak efektif dan cenderung tidak banyak memberikan manfaat kepada para petani. ”Dengan kondisi ini, dan tergerak untuk meningkatkan kesejahteraan petani, saya bertekad untuk membangun dunia pertanian guna memberikan kesejahteraan bagi petani. Saya mulai dengan mengunjungi para petani setiap Sabtu – Minggu, dan mulai dengan membangun kelompok koperasi padi. Mudah-mudahan dengan kunjungan studi banding ini, kami akan terus menngkatkan pertanian di Kabupaten Tanggerang,” kata Rano Karno sembari menambahkan, setelah studi banding ini akan ada kunjungan dari staf teknis di jajarannya untuk belajar lebih banyak lagi pengelolaan Puspahastama.

Kedatangan Rano Karno yang lebih dikenal sebagai sosok artis, mendapat sambutan gembira dari warga masyarakat desa yang dikunjungi. Di Desa Toyareja, Rano menjadi sasaran rebutan untuk berjabat tangan dan meminta foto bersama. Anak-anakpun tak mau ketinggalan untuk berebut meminta foto bersama dan beberapa diantaranya ada yang menanyakan soal Mandra, Zaenab dan Sarah yang tidak diajak dalam kunjungan itu. Mandra, Zaenab, dan Sarah adalah tokoh dalam film ’Si Doel Anak Sekolahan’ yang menjadi lawan main Rano Karno.

Sementara itu Bupati Purbalingga Drs H Triyono Budi Sasongko, M.Si menyatakan, kebijakan ketahanan pangan yang diterapkan di wilayahnya meliputi aspek ketersediaan pangan, distribusi, keanekaragaman pangan, keamanan pangan, dan kebijakan memberdayakan petani dan masyarakat. ”Untuk peningkatan produksi pangan, kami menempuh kebijakan intensifikasi on farm, dan fasilitasi pasca panen. Salah satu fasilitasi dalam pasca panen ini adalah pendirian Puspahastama yang diharapkan akan menyerap gabah petani dengan harga yang lebih baik,” kata Bupati Triyono.

Bupati Triyono menambahkan, dengan kebijakan yang diterapkannya, Purbalingga mampu menghasilkan surplus produksi beras sebanyak 55.084 ton, jagung 26.105 ton, dan ubi-ubian sebanyak 193.533 ton. ”Keberhasilan peningkatan produksi beras juga dinilai baik oleh pemerintah pusat, sehingga pada akhir tahun 2008 lalu, kami mendapat penghargaan presiden karena mampu meningkatkan produksi beras hingga 19,5 persen,” tambah Bupati Triyono. (Sumber : yit-Humas Pbg

Tidak ada komentar: