Sabtu, Juli 11, 2009

"Mi Nyong" Mie Ganyong Khas Purbalingga


Di tengah giatnya pemerintah mengajak dan memasyarakatkan kembali ke panganan lokal sebagai alternatif pengganti makanan pokok, sekaligus dalam upaya memperkuat ketahanan pangan masyarakat, anggota masyarakat yang tergabung dalam kegiatan Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) – sebuah gagasan brilian yang digulirkan Prof Dr Haryono Suyono, yang nota bene sering disebut sebagai Bapak KB (Keluarga Berencana) karena keberhasilannya meng-KB-kan masyarakat Indonesia saat memimpin BKKBN beberapa waktu lalu, Posdaya Majasari berhasil mengolah tanaman ganyong menjadi mie.
Mie Nyong asal kata mie dari ganyong, demikian nama produk olahan pangan altrenatif yang berhasil dimodifikasi sedemikian rupa sehingga mampu menjadi salah satu produk unggulan sekaligus kebanggaan, bukan saja bagi Posdaya Majasari, tetapi Kabupaten Purbalingga.
“Pembuatan Mie Nyong ini sangat mudah, apalagi bahan bakunya banyak terdapat di daerah kami. Dengan kebersamaan melalui Posdaya itulah kami mencoba membuat satu alternatif olahan pangan dari ganyong ini, maka lahirlah Mie Nyong yang bukan saja nikmat dan gurih rasanya, tapi juga bergizi dan menyehatkan,” ujar Ketua Posdaya Majasari, Bukateja, Purbalingga, Ny Aksan Mashuri yang istri Camat Bukateja juga Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Bukateja ini bernada promosi.
Tanaman ganyong sebagai baghan baku mie memang tumbuh subur di Purbalingga. Ganyong yang selama ini hanya dikonsumsi sekadar sebagai makanan kudapan, kini ditangan anggota Posdaya Majasari “disulap” menjadi produk pangan unggulan bernilai ekonomis.
Pembuatan mie ganyong ini, lanjut Ny Aksan, mula-mula ganyong diparut, kemudian diperas diambil patinya dan dikeringkan menjadi tepung. Selanjutnya direbus seperti membuat bubur kemudian dijemur di atas daun pisang dan seterusnya daun disobek-sobek sesuai dengan selera kita, mau kecil atau ukuran besar. Setelah itu dijemur kembali selama satu hari hingga kering, dan dipisahkan atau dibersihkan dari daun, maka jadilah mie nyong.
Mie Nyong yang dibuat melalui proses alami dan tanpa bahan pengwet ini yang dalam pnyajiannya sama seperti memasak mie-mie instan, ungkap Ketua Posdaya Majasari yang ramah ini, setelah melalui proses kemasan menarik kini mulai marak dijumpai di berbagai warung di Purbalingga.
“Kami ingin pula Mie Nyong ini bisa menembus supermarket-supemarket, kalau di pasar-pasar tradisional sudah banyak. Itulah upaya yang tengah kami lakukan, dan kami juga meminta pemda membantu memasilitasinya,” kata Ny Aksan.
Sebagai salah satu upaya mengenalkan produknya, isrti Camat Bukateja bersama imnya serta dukungan fasilitasi dari Pemda Kabupaten Purbalingga terus bergiat mengikuti berbagai event pameran produk, seperti yang dilakukannya di Twin Plaza Hotel Jakarta, di sela kegiatan Sminar dan Lokakarya Gerakan Seribu Posdaya Solusi Pengentasan Kemiskinan Kabupaten Purbalingga. Bahkan, Mie Nyong juga sudah mengikuti pameran produksi pangan di Jakarta yang dihadiri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Mie Nyong dengan harga per kemasan atau bungkus sebesar Rp 3.000 rasanya tidak kalah dengan produk makanan mie-mie instan yang banyak dikonsumsi masyarakat. Bahkan, menurut Ny Aksan, Mie Nyong memiliki keunggulan khas rasa sekaligus mempunyai kebanggan sebagai produk asli dalam negeri dengan menggunakan bahan baku yang ada di kebun-kebun bergizi yang ada di lingkungan tempat tinggal.
“Keunggulan mie nyong bukan saja rasanya tetapi juga kebanggan produk dalam negeri. Maka dengan menkonsumsi Mie Nyong bukan saja menambah gizi keluarga teapi juga mewujudkan rasa cinta terhadap produk dalam negeri secara nyata, sekaligus membantu perekonomian rakyat, utamanya masyarakat pedesan,” katanya bersemangat.
Tak salah bila Mie Nyong yang lahir dari tangan-tangan trampil dan kreator dari pedesaan, khususnya anggata Posdaya Majasari yang merupakan binaan dari Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto ini patut menjadi bintang produk pangan masa depan.
Menurut Istriati dari Bidang Perkonomian Purbalingga, produk mie ganyong ini kini selain terus dikembangkan di Kecamatan Bukateja melalui falisitasi pemda juga dilakukan hal yang sama di Kecamatan Pengadegan. Langkah ini sebagai upaya penggiatan pemanfaatan kebun bergizi bagi penyediaan pangan alternatif.
Paling tidak ajakan penggalakan pangan lokal sebagai alternatif pengganti makanan pokok sudah mampu dijawab Posdaya Majasari melalui produk unggulan Mie Nyong. “Mie Nyong” datang, perut kenyang, badan tambah sehat, dan pundi-pundi kesejahteraan masyarakat pedesaan pun meningkat. Maka sangat tepat, bila produk yang lahir dari masyarakat pedsesaan seperti ini mendapat sambutan positif masyarakat, bukan saja Pemerintah daerah tetapi juga Pemerintah Pusat.(Sumber : Gemari "Majalah Keluarga Mandiri")


4 komentar:

Anonim mengatakan...

Saya juga sempat ke purbalingga, tetapi saya gak menjumpai mie ganyong ini dipasaran. Dimana saya bisa mendapatkan mie ini ya ...?

Yoga Elemen mengatakan...

Mas sigit bisa menghubungi nomer hp saya 085227738123..bisa dikirim ke almat tujuan..

ADIBLOGKOSUTO mengatakan...

DIMANA SAYA BISA DAPATKAN TEMPAT PRODUKSINYA?

Yoga Elemen mengatakan...

Mas abiblogkosuto silahkan hub no hp / wa saya 085227738123